MUJANIB, WHY NOT?
Kalian pasti sudah nggak asing lagi kan dengan kata “mujanib”. Kakak
kelas yang tugasnya mendampingi adek kelasnya itu loh. Sayangnya, beberapa
tahun belakangan ini keberadaannya dihilangkan oleh pihak madrasah. Kenapa ya
sob?
Mujanib sendiri terdiri dari kakak-kakak
kelas 5, yang nantinya mereka tinggal bersama siswa tsanawiyah
di satu asrama yang sama. Dalam satu kamar, biasanya terdapat 1 sampai 2 mujanib. Apa sih tugas-tugas mujanib ini sob? Jadi, mujanib itu bertugas mendampingi
adik kelas dalam keseharian di asrama, membantu para ustadz pastinya, dan yang
paling penting ialah memberikan pengajaran dalam hal informal sob!.
Dilihat dari tugasnya, udah bagus kok. Tapi,
kenapa malah dihilangkan ya sob? Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh kami –crew LPM- dan perbincangan dengan pimpinan
madrasah sendiri, didapatkan beberapa sebab yang menjadikan
Mujanib itu dihilangkan sob. Bahkan
kabar bahwa tahun ini akan diadakannya mujanib kembali diurungkan oleh pihak madrasah.
Apa sih sebab dihilangkannya mujanib? Jadi
begini sob, pimpinan madrasah dan badan pembina masih
merasa trauma dengan kekerasan yang dilakukan oleh para mujanib pada tahun
sebelumnya. Tindakan ini mungkin memiliki niat baik untuk mendidik siswa yang
didampingi agar tidak melakukan perbuatan buruk atau sebagai hukuman kerena
mereka melakukan kejelekan. Dan dengan
memberi sedikit hukuman fisik yang
sebenarnya tidak terlalu menyakitkan,
yang tujuannya untuk memberikan
efek jera supaya tidak
mengulanginya lagi. Tapi, karena adanya keluhan dari orang tua siswa kepada madrasah tentang hal ini, maka dari situlah
madrasah berpikir untuk menghilangkan
mujanib sementara. Tapi sampai kapan ya sob?
Oleh
karena itu, untuk menghilangkan
trauma dan mengobati rasa rindu dengan keberadaan mujanib di Mu’allimin,
dari kelas 5 sendiri mempunyai
inisiatif untuk mengadakan program “Pendampingan Belajar”
untuk siswa kelas 1. Kegiatan ini dilakukan pada hari sabtu sampai selasa, tiap malam hari
dari jam 8 - 9. Kegiatan ini sudah berlasung selama 2 bulan lebih dan masih belanjut hingga
sekarang. Pesertanya adalah
sukarelawan dari kelas 5 dan sistemnya dengan bergiliran dalam melakukan tugasnya.
“Bisa dibilang pendampingan belajar ini
semi mujanib. Kami berusaha untuk dekat dengan adik kelas. Kami berusaha untuk
mengecek kebersihan kamar mereka. kami berusaha mengajari mata pelajaran yang
mungkin kurang mereka pahami di kelas. Dan kami berusaha untuk membantu
menyelesaikan jika ada konflik antara kelas 1. Dan juga kami berusaha
memberikan contoh yang baik.” Ujar Mohammad
Ni’mal Maula –selaku penanggung jawab program pendampingan belajar tersebut.
Intinya
pendamping belajar ini mempunyai tugas yang hampir sama seperi mujanib, hanya saja mereka berbeda asrama, dan tidak setiap hari bertemu. Gitu sob!.
Jadi sob,
sebenarnya dengan adanya mujanib siswa tsanawiyah bisa mendapat pengalaman dari
kakak kelasnya dan merasa terjaga ketika di asrama. Mujanib juga bisa menjadi
cara untuk mendekatkan adik kelas dengan kakak kelas agar tidak ada lagi
praktik senioritas yang lagi marak-maraknya. Dan tentunya dengan diadakannya kegiatan pendampingan belajar ini, semoga program mujanib
bisa diadakan kembali. –Haiban R.
0 komentar:
Posting Komentar